Senin, 28 Oktober 2013

Apa itu VST ?


VST adalah singkatan dari Virtual Studio yang diperkenalkan oleh Steinberg untuk pemrosesan sinyal yang modular yang fungsinya mensimulasikan hardware perangkat audio studio menggunakan software.
Ada ratusan bahkan mungkin ribuan komponen VST di internet baik itu yang freeware, shareware maupun komersial. Bermacam-macam fungsi dari komponen-komponen VST tersebut seperti synthetizer gitar, drum, keyboard, equalizer, mixer, recording, stereo enhancer, downmix dari 5.1 ke Stereo, upmix dari Stereo ke 5.1 atau 7.1, resampler, reverb serta efek-efek yang lain yang makin hari makin banyak macamnya.

VST ada 2 macan, yakni yang pertama seperti yang telah di jelaskan di atas. VST jenis ini hanya memanipulasi suara yang telah ada.
sedangkan jenis kedua yaitu VSTi , yakni Jenis VST yang menghasilkan / memproduksi suara seperti layaknya alat musik analog.

Bit depth dan Sample Rate dalam digital recording

Audio interface atau soundcard modern sekarang ini rata-rata menyediakan fasilitas untuk menentukan bit depth dan sample rate untuk project tertentu, tapi perbedaan apa yang benar-benar dibuat oleh keduanya pada kualitas audio? Untuk membantu Anda memahami mengacu pada apakah satuan dalam audio digital ini, berikut gambaran yang mungkin bisa jadi referensi.
Bit depth – 16 Bit vs 24 Bit
Cara termudah untuk memahami bagaimana sebuah projects yang direkam pada 16 bit akan terdengar berbeda denga sebuah proyek direkam pada 24 bit adalah untuk membuat perbandingan langsung pada gambar digital. Karena dalam dunia digital baik gambar atau file audio disimpan secara digital pada komputer yang diwakili oleh serangkaian bilangan angka 1 dan 0. Kelompok ini 1s dan 0s dikenal sebagai bit dan itu adalah jumlah bit yang digunakan yang menentukan seberapa rinci gambar (atau audio) yang dihasilkan. … mulai bingung???.Mungkin yang lebih baik jika dijelaskan dengan contoh. Gambar berikut adalah gambar yang sama tapi satu telah disimpan pada depth yang sedikit lebih tinggi.
4 bit image
16 bit image
16 bit image
Seperti Anda dapat lihat gambar tersimpan pada bit depth yang sedikit lebih rendah terlihat kasar dan tak terdefinisikan. Sekarang menerjemahkan ini ke dalam dunia audio digital. Audio yang direkam pada bit depth sedikit lebih rendah akan terdengar kasar dan kurang didefinisikan karenanya merekam audio pada 24 bit akan memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada sesuatu yang direcord pada 16 bit. Jadi mengapa tidak semua orang merekam atau recording pada 24 bit? Nah kita telah mengidentifikasi manfaat dari rekaman bit depth lebih tinggi tapi bagaimana dengan biaya? Audio yang dicatat pada 24 bit akan menggunakan lebih banyak bit dalam sebuah file dan dengan demikian file-file tersebut akan jauh lebih besar. Mereka akan mengambil ruang disk lebih banyak dan mereka juga membutuhkan daya komputasi yang lebih untuk proses. Jadi bagaimana Anda memilih bit depth untuk anda bekerja? Pilihan terbaik adalah untuk membekali diri Anda dengan pilihan, belilah audio interface atau soundcard dengan bit depth yang lebih tinggi misal support 24 bit, tetapi gunakan hanya bit depth yang lebih tinggi jika Anda tahu project Anda akan mendapatkan keuntungan dari itu. Sebagai contoh mungkin lebih efisien untuk menggunakan 16 bit jika proyek Anda ditujukan demo song, transmissin FM atau streaming internet, atau hanya untuk merekam ateri lagu. Sangat di sarankan untuk home recording menggunakan 16 bit. Lagi pula untuk telinga kebanyakan pendengar music di Indonesia yang terbiasa dengan kualitas audio kelas bajakan, rekaman pada 24 bit mungkin hanya untuk kepuasan pribadi. Bahkan kebanyakan kualitas CD audio hanya 16 bit 44,1 Khz (sample rate dijelaskan nanti). Tapi bila resources anda memungkinkan kenapa tidak mencoba 24 bit recording atau mungkin 32 bit. Intinya tujuan anda merekam akan banyak menentukan pada bit depth rate brapa anda merekam.
Sample Rate
Sample akan sedikit lebih rumit untuk dijelaskan. Sample rate adalah jumlah “snapshot” dari sampel audio yang di sampling (mudahnya direkam) setiap detik. Stream audio kontinus dikodekan secara digital dalam cara yang mirip dengan kamera film menangkap gerak dengan merekam sebuah frame gambar berulang kali per detik (frame rate). Sebagai ilustrasi yang disederhanakan, jika anda merekam seorang pelari dengan frame rate 30 frame per detik. Kamera anda hanya akan menangkap sebanyak 30 frame atau gerakan dari pelari itu setiap detik nya, walaupun sebenarnya pelari itu melakukan gerakan yang lebih banyak dari 30, misal 60. Nah dengan meningkatkan frame rate jadi 50 frame per detik, maka kualitas video yang di hasilkan akan lebih halus karena merekam lebih banyak frame dan mendekati gerakan aslinya. Begitupun pada digital audio, sample rate yang tinggi (dan juga bit depth), akan mewakili sumber bunyi yang direkam secara lebih akurat. Diagram berikut ini membantu untuk menggambarkan hal ini. Kurva dapat dianggap sebagai suara asli sedangkan kolom dapat dianggap sebagai data digital berusaha untuk mewakili suara asli.
diagram sample rate
Sekali lagi ini tampaknya menunjukkan bahwa Anda harus selalu merekam pada sample rate yang lebih tinggi, tapi sekali lagi ada biaya dan Anda harus memutuskan tingkat yang paling tepat untuk proyek Anda. 44.1k mengacu pada 44.100 sampel per detik dan Anda akan menemukan bahwa 44.1k, 48k dan 96K adalah sample rate yang paling umum meskipun 192k sekarang menjadi lebih populer. 44.1k adalah standar untuk CD, 48k adalah umum dalam video, 96K populer di studio profesional karena ia menawarkan headroom lebih untuk tujuan mixing dan 192k digunakan untuk proyek-proyek berkualitas sangat tinggi DVD (DVD biasa proyek beroperasi pada 24bit 96K).Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah telinga manusia. Salah satu indra manusia yang luar biasa ini, terbatas berkaitan dengan frekuensi yang benar-benar bisa dideteksi. Cara terbaik adalah untuk tidak merekam pada sample rate dibawah 44.1k karena  formula dari “Frekuensi Nyquist” yang menunjukkan bahwa bandwidth audio dari sinyal sampel dibatasi setengah dari sampling rate (berkaitan dengan formula ini telan saja bulat-bulat.. hehe, jangan tanya “kok bisa???”). Jadi untuk mencakup rentang sekitar 20kHz untuk pendengaran manusia, peralatan harus sampling pada sampel lebih dari 40.000 (40k) per detik. Sederhananya … Mengurangi sample rate akan mengurangi kualitas suara dan bandwidth, dan karena itu hanya harus digunakan bila benar-benar diperlukan, seperti untuk streaming internet atau voice-only seperti podcasting.
Bagaimana keduanya berhubungan?
Sekali lagi ini mungkin paling baik diilustrasikan dalam diagram. Lihat grafik di bawah yang menunjukkan hubungan antara keduanya.
korelasi sample rate dan bit depth
Kita telah mengetahui bahwa Bit depth mengacu pada jumlah bit yang Anda miliki untuk menangkap sinyal audio. Cara termudah untuk melihat bagaimana ini akan mempengaruhi musik akan dilihat sebagai serangkaian level audio yang dapat diiris pada suatu waktu tertentu. Misalnya untuk audio 16 bit ada lebih dari 65536 level yang dimungkinkan. Dengan setiap bit dari resolusi yang lebih besar, jumlah level akan berlipat ganda. Jika kita merekam pada 24 bit maka kita akan memiliki lebih dari 16777216 level untuk sepenggal audio dalam sekejap waktu.
Keuntungan terbesar rekaman pada bit depth yang lebih tinggi adalah headroom ekstra yang tersedia selama proses mixing berkaitan dengan dynamic range dan floor noise dari sebuah system digital recording. Jumlah tambahan nilai yang mungkin untuk level indicator Anda memberikan dynamic range yang lebih baik dan menurunkan floor noise. Ini sangat jelas untuk pengguna karena level ditunjukkan dalam desibel yang merupakan unit logaritmik dari intensitas bunyi atau dengan kata lain desibel adalah rasio daripada nilai yang didefinisikan. Sekali lagi ini adalah yang terbaik digambarkan oleh diagram.
Jika kita kemudian memperkenalkan waktu ke dalam persamaan (setelah semua audio dalam satu waktu) maka ini akan menghadirkan sample rate.Sebagaimana dibahas di atas sample rate adalah jumlah kali audio Anda diukur (disampel) per detik. Oleh karena itu mengacu pada 96kHz adalah 96000 irisan audio sampel setiap detik.
Perhitungan nilai bit rate dan file size
Bit rate = (sampling rate) x (bit depth) x (jumlah channels)
Contoh untuk recording dengan sampling rate 44.1 kHz, 16 bit depth, dan 2 channels (stereo):
44100 x 16 x 2 = 1411200 bits per detik atau 1411.2 kbit/detik atau 1,41 Mbit/detik
file size dari audio recording dapat juga dihitung dengan formula:
File Size (Bytes) = (sampling rate) x (bit depth) x (number of channels) x (seconds) / 8
Contoh Recording kualitas dengan kualitas setara CD sepanjang 70 minutes (4200 detik) membutuhkan 740880000 Bytes, atau 740MB, hasil dari:
44100 x 16 x 2 x 4200 / 8 = 740880000 Bytes
berikut ini table sebagai gambaran pengaruh sample rate dan bit depth pada ukuran file.
demikian penjelasan mengenai bit depth dan sample rate, mudah mudahan bisa memberi pencerahan

Memilih Spesifikasi Rakitan Komputer yang Tepat

Memilih spesifikasi komputer rakitan yang tepat tidaklah sulit jika kita mengetahui kebutuhan kita sendiri akan komputer. Apakah nantinya komputer tersebut digunakan hanya untuk keperluan office, atau untuk kerja grafis, ataupun untuk keperluan multimedia dan gaming.

Berikut adalah beberapa spesifikasi komputer sebagai referensi anda dalam merakit sebuah komputer,

Komputer Office :
Processor : Intel Pentium G2010 2.8Ghz Cache 3MB Socket LGA 1155
Motherboard : MSI H61M-P20 G3 (LGA1155, Intel H61, DDR3)
Hardisk : 320GB SATA2
RAM : Team Elite DDR3 PC10600 1333Mhz Dual Channel 2GB (2x1GB)
Casing + PSU : Power Up Basic Value
LCD : ACER 15.6\" P166HQL LED WIDE SCREEN
DVD : LG DVDRW 24X SATA
Harga : kisaran 2.5 jutaan
Fungsi : untuk kegiatan office 

Komputer Multimedia
Processor : AMD Richland A6-6400K Dual core with HD8470D (3.9 Ghz)
Motherboard : MSI FM2-A75M-P33
Hardisk : Seagate 500GB SATA3
RAM : Team Elite 4GB Dual Channel 1600Mhz
Casing : Power Up Basic
PSU : Seasonic SS-400ES 400W
LCD : ACER 15.6\" P166HQL LED WIDE SCREEN
DVD : LG DVDRW 24X SATA
Harga : kisaran 3.7 juta 
Fungsi : Multimedia dan gaming dengan settingan low 

Komputer Gaming Medium
Processor : AMD Richland A10-6800K (Radeon HD8570D) 4.1Ghz Cache 4MB
Motherboard : MSI FM2-A85XA-G65 (FM2, AMD A85X, DDR3, USB3)
Hardisk : WDC 2TB SATA3 64MB - Caviar Black
RAM : Corsair DDR3 Vengeance Blue PC12800 8GB (2X4GB)
Casing : Power Up Basic
PSU : Seasonic SS-750JS-BE 750W - Bronze
LCD : ACER 20\" P206HL LED WIDE SCREEN
DVD : LG DVDRW 24X SATA
Harga : kisaran 8.1 juta 
Fungsi :gaming tingkat medium to high

Komputer Gaming High
Processor : Intel Core i7-4770K 3.5 Ghz Haswell Series
VGA : Asus GTX 770 2GB DDR5 OC
Motherboard : Mobo Asus Z87 pro
Hardisk : WDC Black 3TB SATA3 64MB
RAM : Corsair DDR3 Dominator Platinum PC19200 16GB (2X8GB)
Casing : Cooler Master K550
PSU : Corsair AX Series Digital 1200W Fully Modular 80 Platinum AX1200i
LCD : ACER 20\" P206HL LED WIDE SCREEN
DVD : LG DVDRW 24X SATA
Harga : kisaran 24 juta 
Fungsi :gaming level high


  • Tentukan untuk apa komputer tersebut. Komputer untuk keperluan sederhana seperti office tidak membutuhkan spesifikasi yang terlalu tinggi. Kemudian komputer dengan kebutuhan menengah untuk multimedia membutuhkan spesifikasi yang baik. Sedangkan untuk komputer game, dibutuhkan spesifikasi yang sangat tinggi.
  • Pilih jenis processor, ada banyak sekali processor baik dari AMD maupun Intel. Pilih sesuai kebutuhan dan budget anda.

    • komputer office => disarankan processor dual core
    • komputer multimedia => disarankan processor dual core atau triple core (AMD)
    • komputer game => disarankan untuk menggunakan processor quadcore
  • Motherboard, memilih motherboard harus sesuai dengan socket yang dibutuhkan oleh processor. Anda tidak bisa menggunakan sembarang motherboard karena tiap-tiap processor memiliki socket yang berbeda
  • Hardisk, merupakan tempat penyimpanan data untuk file-file di komputer anda.

    • komputer office => usahakan minimal menggunakan hardisk 160GB
    • komputer multimedia => minimal 500GB agar bisa menampung file-file besar seperti film
    • komputer game => minimal 1000GB(1TB) karena banyaknya model game dengan size yang sangat besar
  • Ram, untuk pembahasan ram, diperlukan penjelasan lebih tentang frekuensi pada ram, latency, dan lain-lain. Nah di sini saya hanya memberikan saran kapasitas saja kepada para pembaca

    komputer office => minimal 2GB DDR3 1 keping
    komputer multimedia => minimal 4GB DDR3 dual channel (2GB 2x), khusus untuk intel boleh 1 keping
    komputer game => minimal 8GB DDR3 dual channel
  • VGA, vga berfungsi untuk menampilkan gambar pada layar monitor anda. Semakin bagus kualitas kartu vga, semakin bagus pula gambar yang dihasilkan. Selain itu, vga dengan spesifikasi tinggi sangat dibutuhkan untuk menjalankan game-game masa kini.

    • komputer ofice => cukup gunakan vga onboard
    • komputer multimedia => gunakan vga onboard dari processor CORE i ataupun AMD APU
    • komputer game => vga terbaru dengan harga kisaran >1 jutaan, atau sebagai alternatif bisa menggunakan processor AMD APU dan menggabungkannya dengan vga 600 ribuan (low to medium gaming)
  • Power supply, merupakan jantungnya dari komputer, memilih psu yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjaga keawetan komputer anda.

  • Rabu, 23 Oktober 2013

    Bilangan Biner

    Biner adalah sistem nomor yang digunakan oleh perangkat digital seperti komputer, pemutar cd, dll Biner berbasis 2, tidak seperti menghitung sistem desimal yang Basis 10 (desimal).
    Dengan kata lain, Biner hanya memiliki 2 angka yang berbeda (0 dan 1) untuk menunjukkan nilai, tidak seperti Desimal yang memiliki 10 angka (0,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9).
    Contoh dari bilangan biner: 10011100
    Seperti yang anda lihat itu hanya sekelompok nol dan yang, ada 8 angka dan angka-angka tersebut adalah bilangan biner 8 bit. Bit adalah singkatan dari Binary Digit, dan angka masing-masing digolongkan sebagai bit.
    • Bit di paling kanan, angka 0, dikenal sebagai Least Significant Bit (LSB).
    • Bit di paling kiri, angka 1, dikenal sebagai bit paling signifikan (Most significant bit = MSB)
    notasi yang digunakan dalam sistem digital:
    • 4 bits = Nibble
    • 8 bits = Byte
    • 16 bits = Word
    • 32 bits = Double word
    • 64 bits = Quad Word (or paragraph)
    Saat menulis bilangan biner Anda perlu menandakan bahwa nomor biner (basis 2), misalnya, kita mengambil nilai 101, akan sulit untuk menentukan apakah itu suatu nilai biner atau desimal (desimal). Untuk menyiasati masalah ini adalah secara umum untuk menunjukkan dasar yang dimiliki nomor, dengan menulis nilai dasar dengan nomor, misalnya:
    1012 adalah angka biner dan 10110 i adalah nilai decimal (denary.
    Setelah kita mengetahui dasar maka mudah untuk bekerja keluar nilai, misalnya:
    1012 = 1*22 + 0*21 + 1*20 = 5 (Lima)
    10110 = 1*102 + 0*101 + 1*100 = 101 (seratus satu)
    Satu hal lain tentang bilangan biner adalah bahwa adalah umum untuk menandai nilai biner negatif dengan menempatkan 1 (satu) di sisi kiri (bit yang paling signifikan) dari nilai. Hal ini disebut tanda bit, kita akan membahas hal ini secara lebih rinci pada bagian selanjutnya dari tutorial.
    Nomor elektronik biner disimpan / diproses menggunakan off atau pulsa elektrik, sistem digital akan menafsirkan Off  dan On di setiap proses sebagai 0 dan 1. Dengan kata lain jika tegangan rendah maka akan mewakili 0 (off), dan jika tegangan yang tinggi akan mewakili 1 (On).
    Konversi biner ke desimal Untuk mengkonversi biner ke desimal adalah sangat sederhana dan dapat dilakukan seperti yang ditunjukkan di bawah ini:
    Misalkan kita ingin mengkonversi nilai 8 bit 10011101 menjadi nilai desimal, kita dapat menggunakan rumus seperti di bawah ini bahwa:
    128
    64
    32
    16
    8
    4
    2
    1
    1
    0
    0
    1
    1
    1
    0
    1
    Seperti yang Anda lihat, kita telah menempatkan angka 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128 (pangkat dua) dalam urutan numerik terbalik, dan kemudian ditulis nilai biner di bawah ini.
    Untuk mengkonversi, Anda hanya mengambil nilai dari baris atas di mana ada angka 1 di bawah, dan kemudian menambahkan nilai-nilai tersebut bersamaan.
    Misalnya, dalam contoh, kta akan menjumlahkan angka pada baris atas yang diwakili oleh angka 1 dibawah maka dijumlahkan seperti ini :
    128 + 16 + 8 + 4 + 1 = 157.
    Untuk nilai 16 bit Anda akan menggunakan nilai desimal 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512, 1024, 2048, 4096, 8192, 16384, 32768 (Pangkat dua) untuk konversi .
    Karena kita tahu biner adalah basis 2 maka angka di atas dapat ditulis sebagai berikut :
    1*27 + 0*26 + 0*25 + 1*24 + 1*23 + 1*22 + 0*21 + 1*20 = 157.
    Konversi desimal ke biner
    Untuk mengubah desimal ke biner juga sangat sederhana, Anda hanya membagi nilai desimal dengan 2 dan kemudian menuliskan sisanya, ulangi proses ini sampai Anda tidak bisa membagi dengan 2 lagi, misalnya mari kita mengambil nilai desimal 157:
    • 157 ÷ 2 = 78          dengan sisa 1
    • 78 ÷ 2 = 39            dengan sisa 0
    • 39 ÷ 2 = 19            dengan sisa 1
    • 19 ÷ 2 = 9               dengan sisa 1
    • 9 ÷ 2 = 4                 dengan sisa 1
    • 4 ÷ 2 = 2                 dengan sisa 0
    • 2 ÷ 2 = 1                 dengan sisa 0
    • 1 ÷ 2 = 0                 dengan sisa 1
    Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angkadengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan http://id.wikipedia.org/wiki/1_%28angka%29″>1. Sistem bilangan biner modern ditemukan olehGottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte/bita. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII,American Standard Code for Information Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.
    20=1
    21=2
    22=4
    23=8
    24=16
    25=32
    26=64
    dst
    Perhitungan
    Desimal
    Biner (8 bit)
    0
    0000 0000
    1
    0000 0001
    2
    0000 0010
    3
    0000 0011
    4
    0000 0100
    5
    0000 0101
    6
    0000 0110
    7
    0000 0111
    8
    0000 1000
    9
    0000 1001
    10
    0000 1010
    11
    0000 1011
    12
    0000 1100
    13
    0000 1101
    14
    0000 1110
    15
    0000 1111
    16
    0001 0000
    Perhitungan dalam biner mirip dengan menghitung dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_numerik”>sistem bilangan lain. Dimulai dengan angka pertama, dan angka selanjutnya. Dalam sistem bilangan desimal, perhitungan mnggunakan angka 0 hingga 9, sedangkan dalam biner hanya menggunakan angka 0 dan 1.
    contoh: mengubah bilangan desimal menjadi biner
    desimal = 10.
    berdasarkan referensi diatas yang mendekati bilangan 10 adalah 8 (23), selanjutnya hasil pengurangan 10-8 = 2 (21). sehingga dapat dijabarkan seperti berikut
    10 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20).
    dari perhitungan di atas bilangan biner dari 10 adalah 1010
    dapat juga dengan cara lain yaitu 10 : 2 = 5 sisa 0 (0 akan menjadi angka terakhir dalam bilangan biner), 5(hasil pembagian pertama) : 2 = 2 sisa 1 (1 akan menjadi angka kedua terakhir dalam bilangan biner), 2(hasil pembagian kedua): 2 = 1 sisa 0(0 akan menjadi angka ketiga terakhir dalam bilangan biner), 1 (hasil pembagian ketiga): 2 = 0 sisa 1 (1 akan menjadi angka pertama dalam bilangan biner) karena hasil bagi sudah 0 atau habis, sehingga bilangan biner dari10 = 1010
    atau dengan cara yang singkat
    10:2=5(0),
    5:2=2(1),
    2:2=1(0),
    1:2=0(1) sisa hasil bagi dibaca dari belakang menjadi 1010

    Bilangan Biner

    Bilangan Biner
    Sebagai contoh dari bilangan desimal, untuk angka 157:
    157(10) = (1 x 100) + (5 x 10) + (7 x 1)
    Perhatikan! bilangan desimal ini sering juga disebut basis 10. Hal ini dikarenakan perpangkatan 10 yang didapat dari 100, 101, 102, dst.
    Mengenal Konsep Bilangan Biner dan Desimal
    Perbedaan mendasar dari metoda biner dan desimal adalah berkenaan dengan basis. Jika desimal berbasis 10 (X10) berpangkatkan 10x, maka untuk bilangan biner berbasiskan 2 (X2) menggunakan perpangkatan 2x. Sederhananya perhatikan contoh di bawah ini!
    Untuk Desimal:
    14(10) = (1 x 101) + (4 x 100)
    = 10 + 4
    = 14
    Untuk Biner:
    1110(2) = (1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20)
    = 8 + 4 + 2 + 0
    = 14
    Bentuk umum dari bilangan biner dan bilangan desimal adalah :
    Biner
    1
    1
    1
    1
    1
    1
    1
    1
    11111111
    Desimal
    128
    64
    32
    16
    8
    4
    2
    1
    255
    Pangkat
    27
    26
    25
    24
    23
    22
    21
    20
    X1-7
    Sekarang kita balik lagi ke contoh soal di atas! Darimana kita dapatkan angka desimal 14(10) menjadi angka biner 1110(2)?
    Mari kita lihat lagi pada bentuk umumnya!
    Biner
    0
    0
    0
    0
    1
    1
    1
    0
    00001110
    Desimal
    0
    0
    0
    0
    8
    4
    2
    0
    14
                           Pangkat
    27
    26
    25
    24
    23
    22
    21
    20
    X1-7
    Mari kita telusuri perlahan-lahan!
    • Pertama sekali, kita jumlahkan angka pada desimal sehingga menjadi 14. anda lihat angka-angka yang menghasilkan angka 14 adalah 8, 4, dan 2!
    • Untuk angka-angka yang membentuk angka 14 (lihat angka yang diarsir), diberi tanda biner “1”, selebihnya diberi tanda “0”.
    • Sehingga kalau dibaca dari kanan, angka desimal 14 akan menjadi 00001110 (terkadang dibaca 1110) pada angka biner nya.
    Mengubah Angka Biner ke Desimal
    Perhatikan contoh!
    1. 11001101(2)
    Biner
    1
    1
    0
    0
    1
    1
    0
    1
    11001101
    Desimal
    128
    64
    0
    0
    8
    4
    0
    1
    205
    Pangkat
    27
    26
    25
    24
    23
    22
    21
    20
    X1-7
    Note:
    • Angka desimal 205 didapat dari penjumlahan angka yang di arsir (128+64+8+4+1)
    • Setiap biner yang bertanda “1” akan dihitung, sementara biner yang bertanda “0” tidak dihitung, alias “0” juga.
    2. 00111100(2)
    Biner
    0
    0
    1
    1
    1
    1
    0
    0
    00111100
    0
    0
    0
    32
    16
    8
    4
    0
    0
    60
    Pangkat
    27
    26
    25
    24
    23
    22
    21
    20
    X1-7
    Mengubah Angka Desimal ke Biner
    Untuk mengubah angka desimal menjadi angka biner digunakan metode pembagian dengan angka 2 sambil memperhatikan sisanya.
    Perhatikan contohnya!
    1. 205(10)
    205   : 2     = 102 sisa 1
    102   : 2     = 51 sisa 0
    51     : 2     = 25 sisa 1
    25     : 2     = 12 sisa 1
    12     : 2     = 6    sisa 0
    6       : 2     = 3    sisa 0
    3       : 2     = 1    sisa 1
    1  à sebagai sisa akhir “1”
    Note:
    Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari bawah yang berarti 11001101(2)
    2. 60(10)
    60     : 2     = 30 sisa 0
    30     : 2     = 15 sisa 0
    15     : 2     = 7    sisa 1
    7       : 2     = 3    sisa 1
    3       : 2     = 1    sisa 1
    1   à sebagai sisa akhir “1”
    Note:
    Dibaca dari bawah menjadi 111100(2) atau lazimnya dituliskan dengan 00111100(2). Ingat bentuk umumnnya mengacu untuk 8 digit! Kalau 111100 (ini 6 digit) menjadi 00111100 (ini sudah 8 digit).
    Aritmatika Biner
    Pada bagian ini akan membahas penjumlahan dan pengurangan biner. Perkalian biner adalah pengulangan dari penjumlahan; dan juga akan membahas pengurangan biner berdasarkan ide atau gagasan komplemen.
    Penjumlahan Biner
    Penjumlahan biner tidak begitu beda jauh dengan penjumlahan desimal. Perhatikan contoh penjumlahan desimal antara 167 dan 235!
       1    à 7 + 5 = 12, tulis “2” di bawah dan angkat “1” ke atas!
    167
    235
    —- +
    402
    Seperti bilangan desimal, bilangan biner juga dijumlahkan dengan cara yang sama. Pertama-tama yang harus dicermati adalah aturan pasangan digit biner berikut:
    0 + 0 = 0
    0 + 1 = 1
    1 + 1 = 0   à dan menyimpan 1
    sebagai catatan bahwa jumlah dua yang terakhir adalah :
    1 + 1 + 1 = 1   à dengan menyimpan 1
    Dengan hanya menggunakan penjumlahan-penjumlahan di atas, kita dapat melakukan penjumlahan biner seperti ditunjukkan di bawah ini:
    101111                à “simpanan 1” ingat kembali aturan di atas!
    01011011           à bilangan biner untuk 91
    01001110           à bilangan biner untuk 78
    ———— +
    10101001           à Jumlah dari 91 + 78 = 169
    Silahkan pelajari aturan-aturan pasangan digit biner yang telah disebutkan di atas!
    Contoh penjumlahan biner yang terdiri dari 5 bilangan!
    11101          bilangan 1)
    10110          bilangan 2)
      1100           bilangan 3)
    11011          bilangan 4)
      1001           bilangan 5)
    ——– +
    untuk menjumlahkannya, kita hitung berdasarkan aturan yang berlaku, dan untuk lebih mudahnya perhitungan dilakukan bertahap!
        11101    bilangan 1)
        10110    bilangan 2)
         ——- +
      110011
          1100    bilangan 3)
         ——- +
      111111  
        11011    bilangan 4)
         ——- +
      011010
          1001    bilangan 5)
         ——- +
    1100011     à Jumlah Akhir .
    sekarang coba tentukan berapakah bilangan 1,2,3,4 dan 5! Apakah memang perhitungan di atas sudah benar?
    Pengurangan Biner
    Pengurangan bilangan desimal 73426 – 9185 akan menghasilkan:
    73426        à lihat! Angka 7 dan angka 4 dikurangi dengan 1
      9185        à digit desimal pengurang.
    ——— -
    64241          à Hasil pengurangan akhir .
    Bentuk Umum pengurangan :
    0 – 0 = 0
    1 – 0 = 0
    1 – 1 = 0
    0 – 1 = 1   à dengan meminjam ‘1’ dari digit disebelah kirinya!
    Untuk pengurangan biner dapat dilakukan dengan cara yang sama. Coba perhatikan bentuk pengurangan berikut:
    1111011    à desimal 123
      101001    à desimal   41
    ——— -
    1010010    à desimal 82
    Pada contoh di atas tidak terjadi “konsep peminjaman”. Perhatikan contoh berikut!
          0              à kolom ke-3 sudah menjadi ‘0’, sudah dipinjam!
    111101        à desimal 61
      10010        à desimal 18
     ———— -
    101011        à Hasil pengurangan akhir 43 .
    Pada soal yang kedua ini kita pinjam ‘1’ dari kolom 3, karena ada selisih 0-1 pada kolom ke-2. Lihat Bentuk Umum!
    7999          à hasil pinjaman
    800046
    397261
    ——— -
    402705
    Sebagai contoh pengurangan bilangan biner 110001 – 1010 akan diperoleh hasil sebagai berikut:
    1100101
          1010
       ———- -
      100111
    Komplemen
    Salah satu metoda yang dipergunakan dalam pengurangan pada komputer yang ditransformasikan menjadi penjumlahan dengan menggunakan minusradiks-komplemen satu atau komplemen radiks. Pertama-tama kita bahas komplemen di dalam sistem desimal, dimana komplemen-komplemen tersebut secara berurutan disebut dengan komplemen sembilan dan komplemen sepuluh(komplemen di dalam system biner disebut dengan komplemen satu dan komplemen dua). Sekarang yang paling penting adalah menanamkan prinsip ini:
    “Komplemen sembilan dari bilangan desimal diperoleh dengan mengurangkan masing-masing digit desimal tersebut ke bilangan 9, sedangkan komplemen sepuluh adalah komplemen sembilan ditambah 1”
    Lihat contoh nyatanya!
    Bilangan Desimal                123     651     914
    Komplemen Sembilan        876     348     085
    Komplemen Sepuluh          877     349     086    à ditambah dengan 1!
    Perhatikan hubungan diantara bilangan dan komplemennya adalah simetris. Jadi, dengan memperhatikan contoh di atas, komplemen 9 dari 123 adalah 876 dengan simple menjadikan jumlahnya = 9 ( 1+8=9, 2+7=9 , 3+6=9 )!
    Sementara komplemen 10 didapat dengan menambahkan 1 pada komplemen 9, berarti 876+1=877!
    Pengurangan desimal dapat dilaksanakan dengan penjumlahan komplemen sembilan plus satu, atau penjumlahan dari komplemen sepuluh!
    893             893                      893
    321             678 (komp. 9)        679 (komp. 10)
    —- –            —- +                    —- +
    572           1571                   1572
         1
    —- +
     572  à angka 1 dihilangkan!
    Analogi yang bisa diambil dari perhitungan komplemen di atas adalah, komplemen satu dari bilangan biner diperoleh dengan jalan mengurangkan masing-masing digit biner tersebut ke bilangan 1, atau dengan bahasa sederhananya mengubah masing-masing 0 menjadi 1 atau sebaliknya mengubah masing-masing 1 menjadi 0. Sedangkan komplemen dua adalah satu plus satu. Perhatikan Contoh .!
    Bilangan Biner             110011      101010      011100
    Komplemen Satu         001100      010101      100011
    Komplemen Dua         001101      010110      100100
    Pengurangan biner 110001 – 1010 akan kita telaah pada contoh di bawah ini!
    110001                110001                110001
    001010                110101                110110
    ——— –                ——— +               ——— +
    100111                100111            1100111
    dihilangkan!
    Alasan teoritis mengapa cara komplemen ini dilakukan, dapat dijelaskan dengan memperhatikan sebuah speedometer mobil/motor dengan empat digit sedang membaca nol!
    Sistem Oktal dan Heksa Desimal
    Bilangan oktal adalah bilangan dasar 8, sedangkan bilangan heksadesimal atau sering disingkat menjadi heks. ini adalah bilangan berbasis 16. Karena oktal dan heks ini merupakan pangkat dari dua, maka mereka memiliki hubungan yang sangat erat. oktal dan heksadesimal berkaitan dengan prinsip biner!
    1. Ubahlah bilangan oktal 63058 menjadi bilangan biner !
    6       3       0       5                 à oktal
    110   011   000   101             à biner
    Note:
    • Masing-masing digit oktal diganti dengan ekivalens 3 bit (biner)
    • Untuk lebih jelasnya lihat tabel Digit Oktal di bawah!
    2. Ubahlah bilangan heks 5D9316 menjadi bilangan biner !
                heks   à biner
    5       à 0101
    D       à 1101
    9       à 1001
    3       à 0011
    Note:
    • Jadi bilangan biner untuk heks 5D9316 adalah 0101110110010011
    • Untuk lebih jelasnya lihat tabel Digit Heksadesimal di bawah!
    3. Ubahlah bilangan biner 1010100001101 menjadi bilangan oktal !
    011   010   100   001   101             à biner
    3       2       4       1       5                 à oktal
    Note:
    • Kelompokkan bilangan biner yang bersangkutan menjadi 3-bit mulai dari kanan!
    4. Ubahlah bilangan biner 101101011011001011 menjadi bilangan heks !
    0010          1101          0110          1100          1011 à biner
    2                 D                6                 C                B       à heks